Kalau zaman dulu, hamba dipanggil budak. Dalam kontek diri, kita kadang-kadang menjadi budak kepada nafsu sendiri. Menahan makan minum dalam bulan ramadhan? Budak sekecik 5 tahun pun mampu, tapi menjaga nafsu amarah.... belum tentu berjaya. Jangan pandang keluar, jangan lihat martabat nafsu orang, lihat martabat nafsu sendiri. Amarah, lawamah atau mutmainnah? Mengira nafsu dengan menyebut/membilang amat mudah, tapi meningkatkan martabat nafsu perlukan mujahadah, bukan dengan sembang-sembang atau omongan kosong. Kurangkan bercakap lebihkan merenung. Renung pula janganlah ke langit biru, tapi renunglah ke dalam , menilai dan menilik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Alhamdulillah. moga terus terpelihara yang baik pada semua untuk sekaliannya.
Post a Comment